EKSPLOGARUT – DAY 3: HARI INI HARI SENANG

Saat sudah sampai di Alfamart, aku melihat Uda Emil sedang memerhatikan seseorang…

“Zaky, hati-hati, tadi aku melihat ada seorang bapak mengikuti kita dari tadi” Ujar Uda Emil.
“Ha? Yang itu?” Lirikku kepada bapak yang baju merah.
“Iya, kasih tau kesemuanya, biar pada hati-hati sama barang yang dibawa”
“OK!”

Saat aku memberi tahu kesemuanya, justru malah…

“Ini karena kamu!”
“Gara-gara lu lah Zak”
“Kamu yang bikin bapak itu ngikutin”
“Lu soalnya bawa dompet, terkesan bawa uang banyak”

Semuanya menyalahkanku, aku pun mencoba membela diri..

“Hushh, gak boleh gitu, positive thinking” 

Sebenarnya pas ngomong gitu, aku ragu..

Yang memulainya duluan siapa? …

Emang aku ya? … ._.

SEBELUMNYA: EKSPLOGARUT – Day 2: INSTAGRAM ALAY



CERITA-CERITA, GARAM HERBAL, DAN AWAL MULA BANGKITNYA CEUCEU.

Seperti kemarin, aku bangun paling pertama dan melihat Fattah lagi dengan Youtube mobilnya, yang lain masih tidur, dan 2 santri lainnya menghilang, seperti De Javu, tapi aku tersadar lagi apa yang beda untuk Pagi ini, badanku tidak nyaman, lengket, ya begitulah, intinya ingin mandi, akibat kemarin ketiduran jadinya gak nyaman. Karena terlalu Pagi, aku mencari kerjaan, ngerjain temen >:D, orang yang terakhir bangun akan divideokan atau difoto, dijadikan foto aib nanti saat pulang…

Aku melihat

P70121-072938.jpg
Andro jadi korban, Fattah sangat senang sekali.jpg

Jujur aja, dari kemarin kami anak laki tidak punya inisiatif untuk turun dan nimbrung ke dalam rumah Umi Nissa, selalu dijemput dan dipanggil oleh anak perempuan, ini suatu hal yang tidak bagus… tapi juga keenakan D: begitu juga pagi ini, justru kami berinisiatif mengaku jujur kepada Umi bahwa kami kurang berinisiatif untuk ikut berkumpul tanpa inisiatif panggilan dari anak perempuan, bingung? Sama…

Sebelum kegiatan di mulai, kami sarapan terlebih dahulu. Umi bilang kita akan ngumpul di lantai depan rumah dan bercerita sambil berkegiatan, tapi akan dimulai pada pukul 10, sedangkan kami sudah selesai makan pukul 8.30, berarti waktu bebas, dan inilah saatnya untuk Mandi :D.

“Duh Zak, gw kebelet boker, lu kebelet gak?” aku dan Andro sedang ada di Sawung untuk mengambil perlengkapan mandi, sedangkan Fattah dan Husayn masih di rumah Umi Nissa bermain bersama anak perempuan.

“Gua gak kebel- duh, ya udah cepet ngambil baju celananya, kebelet juga nih” -_-“

Kamar mandi untuk anak laki-laki di sini seadanya, tembok yang masih ada semennya dan cat yang terkelupas, menggunakan mangkok sebagai gayung dan ember kecil untuk menampung air, menurutku ini lumayan wajar karena posisi kamar mandi yang diluar bukan di dalam rumah, toh, kalau tidak ada semen atau cat yang terkelupas pasti tidak ada efek kotornya dan anak santri di sini sudah dilatih terbiasa.

“Ndro”
“Apaan?”
“Lu masih boke- WOY! SIAPA YANG DORONG PINTU! LAGI BOKER NIH!”
“LOL, emang siap- EH! JANGAN DIDORONG! LAGI BOKER JUGA!”

Siapa lagi yang berani kayak gitu, pasti orang yang kita kenal, dari ketawanya juga udah ketebak, Husayn dan Fattah, iseng dorong-dorong pintu, untung saja sudah ku ganjel pintu pakai ember yang terisi air penuh, soalnya semua pintu kamar mandi di sini kuncinya rusak, mau tak mau harus siap mental ketika pintu tak sengaja terbuka.

Di Sawung aku lihat pada ngumpul main TOD, aku dan Andro langsung nimbrung sehabis membereskan peralatan mandi, selain main TOD, kami juga bermain lempar-lemparan sempak orang, ngerasa jijik tapi dipegang, lalu dilempar lagi ke target, entah dari mana sempak ini muncul, jika punya salah satu santri pun tidak mungkin karena usang dan tidak layak pakai, entahlah :p. (yang lebih aneh, kenapa kita mainin sempak…)

Sudah jam 10, waktunya kita turun dari sawung dan berkumpul di lantai depan rumah untuk berkegiatan, kebetulan ada Uda Emil di depan rumah, jadi sama Umi disuruh ikut nimbrung sekalian. Tetapi sebelum kegiatan kita ngobrol ringan terlebih dahulu, masing-masing dari kami menceritakan usaha apa yang kita punya, di mulai dari Aruna yang menceritakan dia berjualan kue, Husayn yang pernah berjualan air dan buku di bazar, Uda Emil yang mendesain kaos dan menjual kaosnya, lalu Tata dan Aku yang menjual karya gambar digital di internet. Lalu memperkenalkan diri ke salah satu kakak perempuan di sana, namanya Kak Ana.

Umi bercerita tentang anak santri ath-thaariq yang berwirausaha, usaha yang dilakukan adalah usaha-usaha hijau yang tidak merusak lingkungan, tidak mengeluarkan emisi-karbon, emisi-karbon adalah polusi gas racun yang dikeluarkan oleh gas motor, mobil, pesawat, pabrik, dsb. Salah satu yang dijadikan wirausaha oleh anak santir di sini adalah Garam Herbal, alasan menjual garam herbal karena unik, sekarang ini ditinggalkan oleh orang-orang, dan juga sekarang dibutuhkan oleh orang-orang.

Begitu juga dengan Ganyong, ganyong digunakan untuk makanan bayi, kalau diwarung ada makanan mpasi (makanan penambah untuk bayi), nah, itu bisa di buat oleh kita dengan ganyong. Sejujurnya ganyong ini mudah sekali dirawat, bahkan ini menurutku bukan disebut merawat, karena ganyong ini dibiarkan kehujanan kepanasan tetap akan numbuh dan hasilnya pun akan melimpah, tapi kalau tidak salah saat ditanam. Ganyong di ath-thaariq membuatnya dengan cara dikeringkan, disangrai, dipacking dan dijual sebagai mpasi. Anak-anak di sini menjualnya dengan berat 40gram, tapi aku kaget ketika disebutkan harganya, 50.000 ribu! 50ribu untuk 40gram! Kata Umi memang saat ini tidak ada saingan dan lagipula ini sangat sehat.

Tiba-tiba Umi ngomong Ceuceu, entah kenapa membuat bulu tanganku berdiri semua, betapa mengerikan cakarannya itu… Umi bilang Ceuceu bisa hyperactive, lincah, dan suka loncat-loncat karena makan ganyong, ganyong itu kalsiumnya tinggi, membuat protein jadi tercukupi, dan merangsang bagian tubuh yang membuatnya jadi aktif sekali. Dan setelah mendengar cerita itu jadi pengen makan ganyong :p.

Lalu setelah bercerita, Umi mengambil tanaman Rosemary, yang diambil daunnya saja dan dicontohkan cara memotongnya. Rosemary daunnya dipotong-potong semuanya, setelah itu dimasukan ke Oven, lalu dicampur dengan garam dan dipacking. Garam Herbal ini hanyalah garam biasa, namun dicampur dengan rosemary, otomatis kita memakan herbalnya, bukan hanya rosemary saja, ada 1 tanaman lagi yang ditunjukan oleh Umi Nissa yaitu Daun Lemon Balm.

day 3 - 1.jpg
Rosemary.


DIIKUTI BAPAK-BAPAK, MAIN BADMINTON.

Apapun makanannya, kalau gak ada sambal itu gak sempurna, apalagi di depanku sambal sunda, pedesnya pasti gak kayak sambel padang, menurutku sambel padang menang di warna merah. Setelah makan siang kita di beri waktu bebas sama Umi Nissa hingga magrib seperti kemarin. Di waktu bebas kita ngobrol di ruang tamu, aku bermain gitar kecil (ukulele?) bersama dengan Andro, sedangkan Husayn kusuruh menjaga Ceuceu yang berusaha mengganggu aku dan Andro (tega gak sih?) dan Fattah bersama Tata, Aruna, Liris bermain HP tebak gambar. Lagi ngakak bareng-bareng, tiba-tiba ada yang megang tanganku…

“I’m the dragon! Aku cakar kammoooooah!” 

Cakaran tak dapat dihindari, seperti kapal yang hancur dan tenggelam, aku dan Andro lari tercepirit-pirit, aku berlari kearah pintu keluar dan diam-diam naik ke atas Sawung berusaha sejauh mungkin dari si Ceuceu, karena bagaimana pun aku tak mau tanganku ini terluka :'(, sedangkan Andro dan yang lain masih di dalam rumah yang sepertinya mereka dapet cursed mark dari Ceuceu :p.

“Duh Zak, gw masih laper nih, pengen jajan ke warung yuk”

Andro merogoh kantong untuk cek uang, begitu juga dengan Husayn, dia mengajakku untuk jajan ke warung, lalu Aruna berbicara menyarankan ke Alfamart yang dilewati rombongan Jogja saat jalan menuju Ath-thaariq, semuanya mengiyakan dan akan berangkat setelah main kartu UNO, karena sekarang ini kami sedang bermain kartu UNO.

Kami semua sudah berkumpul di depan rumah Umi Nissa, aku hanya membawa uang 20.000 dan kuusahakan aku hanya memakai maksimal 15.000 karena aku khawatir untuk uang ongkos pulang… Oh ya, kami juga sudah minta ijin ke Umi Nissa untuk pergi ke Alfamart dengan syarat salah satu santri harus ikut dengan kami, yaitu Uda Emil. Saat di perjalanan ada santri  lain 4 orang ikut bersama kami, tapi mereka pergi ke Gor untuk bermain Badminton, aku diajak oleh mereka tapi kami tolak karena kami ingin ke Alfamart dulu.

Saat sudah sampai di Alfamart, aku melihat Uda Emil sedang memerhatikan seseorang di dekat kulkas ice cream..

“Zaky, hati-hati, tadi aku melihat ada seorang bapak mengikuti kita dari tadi” Ujar Uda Emil.
“Ha? Yang itu?” Lirikku kepada bapak yang baju merah.
“Iya, kasih tau kesemuanya, biar pada hati-hati sama barang yang dibawa”
“OK!”

Saat aku memberi tahu kesemuanya, justru malah…

“Ini karena kamu!”
“Gara-gara lu lah Zak”
“Kamu yang bikin bapak itu ngikutin”
“Lu soalnya bawa dompet, terkesan bawa uang banyak”

Semuanya menyalahkanku, aku pun mencoba membela diri..

“Hushh, gak boleh gitu, positive thinking” 

Sebenarnya pas ngomong gitu, aku ragu..
Yang memulainya duluan siapa? …
Emang aku ya? … ._.

Kami sudah membeli beberapa snack, untungnya bapak itu sudah pergi, walaupun begitu aku tetap tidak tahu bapak itu orang yang cuman lewat sejalan dengan kita atau … .. pokoknya muka bapak itu serem, ngeliatin kita mulu D:<. Saat keluar dari Alfamart, kita bertemu salah satu santri, santri itu kebetulan lewat ingin bergabung dengan yang lain atau gak dia abis jajan, entahlah, yang jelas sekarang ini ia mengajak kami ke Gor untuk bermain badminton.

Dulu sekali waktu di Cikarang, aku demen banget main badminton sama tetangga sebelah, dan terakhir kali aku mainkan saat umurku menginjak 10 tahun, berarti sudah hampir 5 tahun gak main. Ada anak santri yang mengajak salah satu diantara kami untuk berduel, nama panggilan santrinya Aa dari yang kudengar dari teman-teman santri yang lain, dan yang duel pertama si Husayn, kedua Fattah, ketiga aku, terakhir si Andro.

Ini seru banget, udah lama banget gak main badminton, untuk duel game pertama aku cupu banget, skornya 16-21, dan untuk yang kedua tetap kalah tapi beda tipis, 20-21 XD. Lalu untuk yang terakhir aku duel dengan Uda Emil dan aku menang telak! 21-9~

Karena kita hanya punya waktu tinggal dikit, kami menyudahi bermain badmintonnya, aku kasihan kepada anak perempuan yang tidak ikut main dan hanya menonton sambil makan snack… tapi mau bagaimana lagi, mereka yang gak mau ikutan.

P70121-171232.jpg
Andro vs Aa

Diperjalanan pulang kami dan 3 anak santri sudah dekat sekali, bahkan saat kami jajan ice cream di perjalanan pulang, mereka rela menunggu kami :’D. Aku sudah lumayan dekat dengan Akri dan Aa, sedangkan dengan Gilang tidak terlalu dekat, justru yang lebih dekat si Husayn, mungkin karena hampir seumuran.

Sesampainya di pesantren, aku langsung wudhu untuk sholat magrib berjama’ah. Saat Husayn naik ke sawung langsung diteriaki oleh Abi.

“Husayn! Cepetan! Katanya mau nyoba Adzan”
“Siap bi!”

Aku gak nyangka suaranya Husayn merdu banget pas Adzan, MANTAP!

Setelah itu dilanjutkan seperti kemarin, kecuali menu makan malam, kali ini pakai labu dengan lauk paling favoriteku saat di Jakarta, TEMPE OREK! Terus si Abi nawarin Pete dan Sambal, kurang Wah apa coba?! SURGAH! Karena malam ini diakhiri dengan indah, aku gak mau keindahan ini hanya di diriku saja sebelum semuanya tidur, aku membagikan keindahan ini dengan menyebutkan kata HAH di tiap orang, mereka pun senang dengan memanggil namaku dengan teriakan 😀 😀 :D.

..::: BERSAMBUNG :::..

Pengeluaran:

Jajan Pertama: Rp. 5.000;
Jajan Kedua: Rp. 9.500;

Total: Rp. 14.500;

Leave a comment