EKSPLOGARUT – Day 2: INSTAGRAM ALAY

Setelah makan malam, kami masih di rumah Umi Nissa sekedar untuk bermain sebentar, Andro dan Husayn sedang bermain handphone sambil membahas sesuatu, yang ku dengar sih mereka sedang ngobrol tentang Auto-Followers dan Likes Instagram…

“Sayn, itu aplikasi auto-likenya yang kamu pake cuman bisa di iPhone, yak?”
“Gak tau, coba aja cari di hapemu”
“Udah, tapi gak ada”

Abi Ibang pun datang menghampiri mereka berdua.

“Kalian sedang apa? Husayn main apa?”
“Main hp, Bi, Instagram”
“Waduh, Instagram?”
“Iya”

Seketika aku melihat raut wajah Abi berubah menjadi kerutan yang seakan-akan ingin meledek…

“Masih main Instagram? AL-LAY!

IT’S DEEP

SEBELUMNYA: EKSPLOGARUT – Day 1: INGAT MASA LALU



BELAJAR TENTANG BENIH.

Ah, tadi Subuh adalah waktu yang tidak nyaman banget untuk bangun, tapi mau bagaimana lagi, aku harus sholat subuh dan sudah resikoku sendiri tidur jam 1 malam. Bangun dengan ogah-ogahan dan terkena air yang dingin setelah bangun tidur itu bikin KAGET, tapi jadi segar bugar dan rasanya cukup kuat untuk beraktivitas tapi setelah sholat aku tidur lagi karena memang harus istirahat lagi, menurutku…

Pagi hari ini menurutku lumayan bisa membuat segar bugar kembali. Aku melihat keluar Sawung, melihat Matahari yang sudah lumayan tinggi dan tertutup awan, berarti aku melewatkan keinginanku sendiri untuk melihat Matahari terbit :(, tapi masih ada esok hari untuk melihatnya, kupastikan nanti malam aku tidak tidur tengah malam lagi :D.

Yang kulihat hanya akulah yang sudah bangun, dan 2 orang Santri lainnya sudah tidak ada, hmm… masih bingung yang satunya lagi Santri atau bukan, sekitar 10-15 menit kemudian Fattah bangun tidur dan langsung menyambar handphonenya, diantara sedang main game atau sedang nonton Youtube, tapi sepertinya Youtube… diam sementara, berpikir apa yang Fattah tonton, dan berpikir koneksi apa yang Fattah gunakan, bagaimana ia bisa mendapatkan konek- WHAT!?

P70121-062228.jpg
Sssssssssttttt…

Kami semua sekarang sedang Sarapan bersama rumah Umi Nissa, masakannya dimasak oleh Kakak-kakak yang ada di Pesantren ini, kami sedang makan pakai lauk… lauk… hmm… aku gak tau namanya apaan, tetapi ini mirip Telur Dadar, tapi bentuknya bukan kayak Telur Dadar, mirip sih, tapi pokoknya bukan…

Setelah sarapan, kami dikasih waktu longgar 5 menitan untuk bersiap-siap ke depan rumah Umi Nissa dan berkumpul mendengar arahan dari Umi Nissa. Umi Nissa pertama menyuruh kami untuk memotong daun pisang di depan Gobang, rumah santri anak laki-laki, lalu setelah itu kembali ke depan rumah Umi Nissa dan mendengarkan penjelasan.

“Sh*tt, sakit banget” Ujarku, ketika sedang memotong Pelepah Kelapa tak jauh dari rumah Umi Nissa, saat memotong terkadang sakit hingga tanpa disadari di sela jariku berdarah saat sudah kembali, oh ya, pelapa kelapa sendiri bisa sering kita temukan di Sapu lidi.

P70120-095842.jpg
Ini yang akan kami buat 😀

“AH! INI APA?! SAKIT BANGET” Teriak Husayn ketika memasuki tanah ke dalam daun pisang tadi. Yang kulihat hewan yang menggigit Husayn berwarna putih kecil dan ada banyak di tanah yang sedang kita gunakan ini, kata Umi itu adalah rayap tanah. Setelah kejadian itu, Husayn menggunakan plastik sebagai pelindung tangan, si Fattah dan Andro ikut pakai karena mereka juga sering kena.

Saking kami sering terkena gigitannya, kerjaan kami menjadi lambat, bukan karena itu saja, terkadang anak lakinya ada yang bengong ngeliatin tememnya kerja, sedangkan anak perempuan sudah membuat lebih dari 70, target minimal (kalau gak salah) anak laki-laki 100 biji, dan kami baru mengumpulkan saat itu 50 biji, jadi karena kelamaan dan sudah waktunya pindah tempat, kami anak laki-laki diberi keringanan sampai 70 biji juga :p.

Umi Nissa menjelaskan apa yang kita lakukan terhadap tanah ini selanjutnya. Ia membawa berbagai macam benih-benihan. Sebelum masuk ke pembicaraan benih, Umi Nissa juga menjelaskan bagaimana anak santri ath-thaariq memilih makanan dan cara menghargai makanan, namun aku tidak begitu mendengarkannya karena sibuk merapihkan tanah di daun pisang yang berantakan XP.

Umi Nissa bilang di dunia ini ada 3 benih.

  1. Benih Warisan. Benih Warisan adalah benih yang turun temurun, dari cerita Umi, Umi mendapatkan benih Cabe Local atau Cabe Japlak dari pamannya, bentuk dari cabe ini kecil-kecil namun pedas dari yang diceritakan Umi. Sebelum Umi yang mengurus cabai ini, keluarga Umi ada juga yang mengurusnya hingga akhirnya sampai di tangan Umi Nissa untuk mengurusnya dan seterusnya, dan ini yang disebut Benih Warisan.Ada lagi namanya Benih Local. Benih Local hampir sama dengan benih warisan, karena benih warisan juga identik dengan local, ditanam di sekitar kita.
  2. Benih Hibrida. Benih Hibrida ini adalah hasil persilangan dari jenis yang berbeda, sebagai contoh, ada akar yang bagus dari Indonesia dan buah yang besar-besar dari Thailand, setelah itu akan disilangkan dan biasanya disilangkan bunganya di laboratorium. terjadilah satu jenis benih baru, disebut Benih Unggul, ada g-1/g-2 atau generasi-1/generasi-2. Biasanya Benih ini bisa ditemukan di warung-warung.
  3. Benih GMO (Genetically Modified Organisms). Untuk benih ini sebenarnya benih yang berbahaya sekali karena proses dan pembenihannya yang tidak jelas, dari laboratorium 1 lalu nanti akan diproses lagi di laboratorium 2 lalu yang ke-3 dan seterusnya, tapi ini hanya menjadi benih unggul, benih ini juga dilakukan secara tidak terbuka dan kemungkinan dimasukannya serum babi, manusia, atau macam-macam, itulah yang disebut GMO. Alasan ini berbahaya juga karena benih ini dijual bebas, entah itu di pasar, asal di beli petani, di konsumsi oleh anak seumuran kami sebagai produsennya, dan yang ditentang adalah ini tidaklah manusiawi.

Setelah penjelasan yang di atas, intinya sekarang yang manusiawi memakai jenis benih yang memakai Open Pollinated Organic Seeds, jenis ini hanya dikembang dan disilangkan oleh Tumbuhan-tumbuhan atau hewan-hewan seperti Kupu-kupu, Lebah, atau Kumbang dan ini adalah yang paling sehat.

Aku sempat mendengar bagian penjelasan Monokultur dan Polikultur. Seperti namanya, mono berarti satu, jika sudah Tomat akan menjadi Tomat, jika sudah Kentang akan menjadi Kentang, hanya itu nutrisinya. Untuk Polikiltur dia bermacam-macam nutrisinya, dan Umi Nissa memiliki itu, benih warisan biasannya ditanam secara polikultur.

Aku bertanya kepada Umi Nissa tentang GMO (aku sempat salah ngomong menjadi OMG, oh my god…), mengapa jenis benih itu tidak ditutup? Atau dilaporkan? Bukankah itu tidak manusiawi? Umi Nissa langsung menjawab bahwa itu kepentingan pasar, kepentingan orang-orang yang ingin kaya, semakin besar mereka mensupport benih, semakin besar juga mereka untung.

P70120-105229.jpg

P70120-104825.jpgSetelah ngobrol panjang dengan Umi Nissa, kami memasukan benih-benih ini kedalam tanah yang sudah dibuat tadi, 1 tanah terisi 2 benih kecil. Dirasa cukup, Umi Nissa mengajak kami untuk mencabut umbi Ganyong dan Garut di belakang rumahnya. Umi Nissa menjelaskan lagi, ada beberapa cara mencabut Ganyong dan Garut, tidak boleh asal, takutnya gagal atau kesusahan saat mencabutnya nanti, aku mengambil giliran pertama untuk memisahkan Ganyong dari akarnya, sambil bekerja Umi Nissa memberi tahu kenapa si Ceuceu bisa aktif bertalenta menjadi seorang monster tingkat akut itu, penyebabnya adalah Ganyong ini, Ganyong ini merangsang sesuatu yang ada di tubuh kita agar aktif bergerak. Oh ya, di sini kami sudah lumayan dekat dengan salah satu santri di sini, yaitu Kang Emil (aku manggilnya Uda Emil), mungkin yang lebih dekat hanya aku untuk saat ini…

Pada pukul 11, masjid sudah mulai ramai dengan ceramah, aku baru ingat, sekarang ini hari Jum’at, kami yang muslim di suruh untuk sholat Jum’at bersama 2 anak santri, sedangkan sisanya akan mencuci dan melanjutkan kegiatan selanjutnya, namun pada akhirnya aku dan Husayn saja yang berangkat ke masjid bersama 2 santri itu untuk sholat Jum’at, sedangkan Fattah ikut meneruskan kegiatan.

day 1 - 1.jpg

Sebelum kembali ke Ath-thaariq, aku dan Husayn ke toko Restu (toko yang jadi patokan untuk ke Ath-thaariq) untuk jajan :p. Beruntungnya aku dan Husayn, saat sampai sudah tidak ada lagi Andro, Fattah, dan yang lainnya di depan rumah, mereka sedang duduk di ruang tamu rumah Umi Nissa yang berarti kegiatan sudah berakhir, tinggal menunggu makanan untuk makan siang :D.

“Eh, sehabis makan nanti kita ngapain?” Tanyaku ke Andro, Fattah nyamber, katanya sehabis makan kita bebas sampai malam, aku mikir mungkin ini waktunya untuk nyuci baju dan mandi, tapi kalau nyuci baju mungkin besok atau lusa karena stok baju masih banyak, dan pada akhirnya di sore hari aku tertidur hingga magrib di Sawung dan tidak mandi, sedangkan yang lain bermain kartu dan Truth Or Dare :(.

INSTAGRAM ALAY BRO.

Adzan magrib sudah berkumandang, aku dibangunkan oleh Husayn dan ngajak wudhu bareng. Seperti kemarin, untuk sholat magrib kami duduk-duduk saja, namun karena tadi siang sudah lumayan dekat dengan Uda Emil, aku ngobrol-ngobrol sedikit dengannya dan santri lain pelan-pelan sudah mulai ikut, tentu saja aku sholat selalu mendapat posisi gak enak, tepat di bawah lampu >:(.

Saat masuk ke rumah Umi Nissa aku melihat banyak sekali orang, lalu Umi Nissa datang dari dapur dan bilang bahwa orang-orang ini teman-temannya Kak Salwa yang sedang berkunjung ke Ath-thaariq, kami semua hanya ber-oh ria, walau begitu, aku tetap tidak bisa mendekati atau ngobrol dengan mereka, dengan santri ath-thaariq saja belum dekat… tapi setelah kejadian ini, aku makin dekat dengan santri-santri dan Kak Salwanya 😀 Bahkan dia ngajak Follow Instagram >:D.

Oh ya, ngomong-ngomong tentang dekat dengan Kak Salwa dan Instagram,  awalnya si Andro dan Husayn sedang bermain handphone sambil membahas sesuatu, yang ku dengar sih mereka sedang ngobrol tentang Auto-Followers dan Likes Instagram…

“Sayn, itu aplikasi auto-likenya yang kamu pake cuman bisa di iPhone, yak?”
“Gak tau, coba aja cari di hapemu”
“Udah, tapi gak ada”

Abi Ibang pun datang menghampiri mereka berdua.

“Kalian sedang apa? Husayn main apa?”
“Main hp, Bi, Instagram”
“Waduh, Instagram?”
“Iya”

Seketika aku melihat raut wajah Abi berubah menjadi kerutan yang seakan-akan ingin meledek…

“Masih main Instagram? AL-LAY!

Dan di situlah Kak Salwa ikut nimbrung, dari main follow-followan sampai cuman ngobrol-ngobrol hal yang gak penting jadi penting (?) sampai pukul 8 malam, malam ini sepertinya adalah malam yang singkat karena ngantuk tadi sore masih ada.

Sebelum aku kembali ke sawung untuk tidur, Kak Salwa menyuruhku untuk follow akunnnya, jadi aku follow, tapi klik 2 kali >:D.

..::: BERSAMBUNG :::..

Pengeluaran:

Jajan Pertama: Rp. 7.000;
Jajan Kedua: Rp. 14.000;

Total: Rp. 21.000;

Leave a comment